JAKARTA- Ketua Umum Nasional Ganjarist, Kris Tjantra, mengkritisi pernyataan Agus Zaini yang menyebut bahwa capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo telah melawan Joko Widodo ketika memberikan pernyataan penolakan terhadap Timnas Israel dalam Piala Dunia U-20.
Adapun Zaini menyebut bahwa Ganjar bermanuver melawan Jokowi lewat penolakan Timnas Israel.
Kemudian, Zaini juga menyamakan Ganjar dengan Brutus, yang dalam perspektif politik kerap kali diidentifikasi sebagai simbol pengkhianatan atau konspirasi terhadap penguasa atau pemimpin politik.
Kris menolak anggapan bahwa penolakan itu disebut sebagai bentuk "perlawanan" Ganjar kepada Jokowi.
"Kritik terhadap Ganjar selama ini cenderung tanpa data dan seperti dongeng saja. Begini, perlu dipahami bahwa penolakan Ganjar itu bukan bentuk perlawanan kepada Jokowi sekaligus bukan juga untuk menunjukkan ‘loyalitas buta’ kepada Megawati Soekarnoputri," kata Kris kepada wartawan, Kamis (30/11/2023).
Menurutnya, tindakan yang diambil Ganjar adalah sepenuhnya karena memahami dan patuh kepada konstitusi.
"Sikap yang sudah sewajarnya ditunjukkan oleh seorang pemimpin, dan bahwa FIFA sesungguhnya sudah membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 sebelum Ganjar bersuara, dengan mempertimbangkan berbagai analisis intelijen dan hankam, sehingga sangat dangkal menilai suara Ganjar dapat membatalkan keputusan FIFA," kata dia.
Kris berpendapat bahwa Ganjar menuai kontroversi atas sikapnya yang tidak populis. "Namun menurut saya, Ganjar tidak peduli walaupun elektabilitasnya sempat turun karena sikap tersebut. Baginya jauh lebih penting menunjukkan sikap seorang nasionalis yang tidak mementingkan kepentingan pribadi, tidak tunduk pada organisasi dunia seperti FIFA, namun tunduk kepada konstitusi," tandasnya.
Kris juga menyoroti bagaimana Zaini mengasosiasikan Ganjar dengan cerita Brutus.
Dia mengatakan bahwa loyalitas Ganjar tidak hanya teruji pada PDI Perjuangan telah mendidik dan membesarkannya. "Loyalitasnya juga teruji pada bangsa dan negara, pada ideologi bangsa, nilai-nilai kebangsaan, dan kebhinekaan," kata dia.
0 comments:
Post a Comment