SERANG, BANTEN- Ganjar Pranowo mengikuti jejak seniornya Joko Widodo dengan mengunjungi kantor Tribun Manado sebelum bertarung di Pilpres 2024, Kamis (18/5/2023). Sembilan tahun lalu, Jokowi datang ke Kantor Tribun Manado. Bedanya cuma satu. Yakni tanggal.
Jokowi tanggal 10, sedang Ganjar tanggal 18. Selebihnya punya banyak kesamaan. Sama-sama bulan Mei. Sama-sama pakai kemeja putih. Dan sama-sama penuh keramahan dan keakraban.
Kedatangan Ganjar Pranowo untuk mengikuti podcast tribunmanado dengan tema Mengapa Ganjar Pranowo di studio podcast tribunmanado.
Ganjar diterima Pemred Tribun Manado Jumadi Mappanganro. Dirinya menyapa hangat jajaran tribunmanado. Dituntun Jumadi, Ganjar menuju ke lantai dua Kantor. Yang dituju ruangan selamat datang.
Disana berlangsung percakapan singkat namun akrab antara jajaran Tribunmanado dan rombongan Ganjar Pranowo.
Ganjar menyempatkan diri menengok ruang Redaksi sebelum menuju ke ruang podcast. Ganjar melontarkan banyak candaan. Ia langsung akrab dengan crew tribunmanado, seakan sudah saling mengenal lama.
Dalam Podcast yang berlangsung selama hampir sejam dengan pewawancara Pemred Tribun Manado Jumadi Mappanganro, Ganjar membeberkan banyak hal. Salah satunya tentang Cawapres.
Ganjar membeber kriteria Cawapres idamannya. Menurut Ganjar, Cawapres harus punya visi dan nilai yang sama. "Visi tentang bagaimana bangsa ini dibangun serta nilai konstitusi bangsa," katanya. Itu penting, kata Ganjar, agar pemimpin dan wakilnya harmonis.
Berdasarkan pengalamannya, banyak pemimpin dan wakilnya yang cerai di tengah jalan.
Disodori tentang empat nama Cawapres yang beredar, Ganjar menyebut semuanya layak. "Erick Tohir adalah pengusaha yang masuk kabinet, Sandiaga adalah pengusaha juga dan teman saya," katanya.
Sebut dia, Khofifah adalah figur yang berpengalaman. Pernah menjabat Menteri, DPR dan Gubernur. "Kemudian Nazarudin Umar adalah ulama dan tokoh agama, siapa yang menyangka Jokowi memilih pak Ma'ruf sebagai wakilnya," kata dia.
Menurutnya, siapa yang akan dipilih bergantung pada faktor pilihan masyarakat serta kerja sama partai. Dalam kerja sama itu akan terjadi sharing antar partai mengenai siapa Cawapres yang akan dipilih. "Tentu saya juga akan dimintai pendapatnya," kata dia.
Dia juga memberi penilaian tentang calon lawannya. Ucapan Ganjar menyejukkan. "Saya pernah jadi jurkamnya Prabowo saat Mega Pro lalu, saya pak Jokowi dan pak Prabowo sempat ketemu ditengah sawah dan itu pasti diingat banyak orang. Hubungan kami baik," kata dia.
Dengan Anies, kata dia, keduanya adalah teman sekolah yang hingga kini bersahabat akrab. Anies baru-baru ini meneleponnya. "Pak Anies sampaikan selamat idul fitri," kata dia.
Saking dekatnya, keduanya pernah "ledek-ledekan". Itu terjadi di sebuah kegiatan. Keduanya bertemu. "Saya katakan sabar ya dibully, ia katakan kamu juga dibully," katanya.
Ganjar juga buka-bukaan tentang pesan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarno Putri dan Presiden Jokowi setelah ia ditetapkan sebagai Capres. Sebut dia, pesan Jokowi bernuansa global yang berkorelasi dengan situasi di Indonesia. "Briefing pak Jokowi sangat strategis yakni situasi dunia dalam korelasi dengan Indonesia, bagaimana Indonesia sikapi perubahan global, pak Jokowi juga bicara tentang perang dan perang ekonomi," katanya.
Sebut dia, Jokowi minta agar SDM ditingkatkan. Hilirisasi harus digenjot. "Agar kita tidak bicara TKA terus," katanya.
Ganjar Pranowo menangkap pesan itu dengan akan mengupayakan crash program.
Ungkap dia, pesan Megawati berdimensi ideologis. Megawati berbicara tentang ideologi, konstitusional dan rakyat. "Ibu Mega berbicara tentang menjaga harmoni di tengah masyarakat dan negara Berbhinneka tunggal Ika," kata dia. Hal teknis tak lupa dipesankan Megawati Sukarno Putri. Yaitu kerja sama politik.
Ganjar juga menuturkan tentang kampanye hitam yang ia terima. Beberapa kampanye ia akui berada pada kategori menakutkan karena sudah berpengaruh keluarganya. "Saya katakan mental harus kuat, kalau memang tidak benar dibiarkan saja," katanya.
Menurut dia, kampanye hitam harus dijawab santun. Sementara kampanye negatif dijawab dengan data. "Saya pernah dikritik hanya hobi jalan-jalan namun jalan di Jawa Tengah rusak, saya langsung panggil PU, ternyata jalan itu sudah diperbaiki," kata dia.
Ganjar mengaku aktif di medsos agar bisa berinteraksi di medsos dan mendidik masyarakat soal bermedsos yang baik.
Saat di Manado, Ganjar mengaku masih mengurusi masalah di Jawa Tengah. Caranya memakai teknologi ponsel. "Tadi saya di WA tentang masalah atlet peraih medali emas, langsung saya bereskan lewat komando di ponsel, beres, jadi saya tak perlu hadir, cukup dengan modal ponsel," katanya.
Dengan ponsel pula ia menjaga hubungan dengan istri dan anak. Sebut dia, keluarganya sudah ikhlas dengan pekerjaannya sebagai pejabat publik.
Pada kesempatan itu, Ganjar menceritakan kisah tentang detik-detik ia beroleh panggilan untuk ditetapkan jadi Capres PDIP. Panggilan ia peroleh dari Sekjen PDIP Hasto. "Katanya fren ke Jakarta ya," kata dia.
Kala itu Ganjar hanya diberitahu perihal pemaparan mudik. Namun ia sudah sedikit curiga. Karena dipanggil ke Batutulis. "Batutulis punya sejarah sejak zaman Bung Karno, ini adalah suprise, prosesnya cepat," kata dia.
0 comments:
Post a Comment