Dengan disahkannya protokol oleh kedua kepala negara tersebut, maka Indonesia sudah bisa mengekspor nanas ke China.
Protokol nanas ini telah lama dibahas antara kedua negara, tepatnya sejak tahun 2016.
"Dengan disahkannya protokol ini, maka akan menambah jumlah buah segar asal Indonesia yang dapat diekspor ke Tiongkok," kata Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI di Beijing, Marina Novira Anggraini, kepada ANTARA di Beijing, Senin sore.
Saat ini buah segar asal Indonesia yang bisa diekspor ke China masih sangat terbatas, yakni manggis, salak, buah naga, dan kelengkeng.
Atas undangan Presiden Xi, Presiden Jokowi melakukan kunjungan singkat ke China pada Senin dan Selasa.
Jokowi merupakan kepala negara atau kepala pemerintahan pertama di dunia yang bertemu secara khusus dengan Xi Jinping di Beijing setelah penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin pada Februari 2022.
Pada pergelaran Olimpiade tersebut, Xi melakukan pertemuan dengan beberapa kepala negara atau kepala pemerintahan di Beijing, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Singapura Halimah Yacob.
Terkait kunjungan Jokowi tersebut, telah tiba di Beijing Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi. Kunjungan Presiden Jokowi dan delegasi Indonesia dilaksanakan melalui mekanisme lingkaran tertutup (close loop) di gedung tamu negara Diaoyutai di Distrik Haidian, Beijing.
Pesawat Garuda Indonesia (GIA-1) yang mengangkut kepala negara dan rombongan dijadwalkan mendarat di Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing (BCIA) di Distrik Shunyi pada Senin malam. Terakhir kali Jokowi bertemu Xi di Beijing pada 15 Mei 2017 bersamaan dengan Forum Kerja Sama Internasional Sabuk Jalan (BRF).
Sebelumnya, Pengamat Politik China Tang Qifang menilai kunjungan Presiden Indonesia Joko Widodo ke negaranya pada 25-26 Juli 2022, mencerminkan sikap netral negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
"Kunjungan Widodo ke China menunjukkan posisi netral dan seimbang negara-negara di Asia Tenggara yang diwakili oleh Indonesia terhadap China dan Amerika Serikat," ujarnya, seperti dikutip media setempat, Jumat.
Menurut dia, kunjungan Jokowi itu sangat penting bagi hubungan bilateral kedua negara. Apalagi Jokowi bakal menjadi kepala negara pertama di dunia yang mengunjungi China pasca-Olimpiade Musim Dingin.
"Kunjungan Jokowi sangat penting karena dua kepala negara tidak bisa saling mengunjungi hampir tiga tahun akibat covid-19," kata Tang, Peneliti pada China Institute of Internatonal Studies.
Ia memprediksi kunjungan Jokowi tidak hanya mendorong peningkatan kerja sama bilateral perdagangan dan ekonomi China-Indonesia dan China-ASEAN, melainkan juga mendorong terciptanya perdamaian dan stabilitas global.
"Kerja sama ekonomi dan perdagangan akan menjadi topik yang sangat penting. Kedua belah pihak kemungkinan besar akan membuat pencapaian praktis karena kerja sama semacam itu sangat dibutuhkan dalam pemulihan ekonomi bilateral dan regional," kata Tang.
Meskipun momentum kerja sama China-Indonesia cukup kuat, seiring dengan peningkatan volume perdagangan bilateral di tengah dampak covid-19, Tang melihat Indonesia masih berada di bawah tekanan. Khususnya terkait kenaikan harga bahan pokok internasional dan inflasi domestik.
Karena itu, menurut Tang, Indonesia ingin meningkatkan kerja sama dengan China, untuk mempertahankan tren positif tersebut dan menciptakan lebih banyak kesempatan. Data Kementerian Perdagangan China menunjukkan volume perdagangan China-Indonesia meningkat dari 30,8% menjadi 32,75% selama periode Januari-Maret 2022.
0 comments:
Post a Comment