BEIJING- Presiden Jokowi pada Senin siang (25/7), bertolak ke Beijing, China. dalam rangka kunjungan kerja, Jokowi membawa misi penguatan kerja sama ekonomi baik di bidang perdagangan maupun investasi.
Presiden beserta rombongan melakukan perjalanan udara selama 6 jam 40 menit menggunakan pesawat GIA-1, tiba dengan selamat di Beijing Capital International Airport, Beijing, Republik Rakyat China (RRC), Senin (25/7/2022) sekitar pukul 21.37 waktu setempat.
Tampak menyambut di bawah tangga pesawat Wakil Menteri Luar Negeri RRT Wu Jiang Hao, Duta Besar LBBP RI Beijing Djauhari Oratmangun beserta Istri, dan Atase Pertahanan Republik Indonesia di Beijing Marsma Bayu Hendra Permana beserta Istri.
Selanjutnya dengan menggunakan kendaraan yang telah disediakan, Jokowi dan Iriana ke Diaoyutai State Guesthouse tempat mereka bermalam. Saat tiba di Diaoyutai State Guesthouse, tampak menyambut Jokowi dan Iriana, yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Jokowi dijadwalkan akan melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri China Li Keqiang dan Presiden China Xi Jinping esok hari.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan, Jokowi akan menjadi kepala negara pertama yang mengunjungi China sekaligus menggelar pertemuan dengan Presiden Xi Jinping sejak Olimpiade Musim Dingin Beijing.
"China akan menjadi perhatian pertama dalam perjalanan pertamanya ke Asia Timur sejak awal Covid-19. Ini sepenuhnya menunjukkan betapa pentingnya kedua negara melekat pada hubungan bilateral," kata Wang Wenbin dalam konferensi pers akhir pekan lalu, seperti dikutip Senin (25/7/2022).
Hubungan Jokowi dan Xi Jinping bisa dibilang tak biasa. Keduanya memilik kedekatan yang cukup 'spesial'. Jokowi dan Xi Jinping bahkan disebut sudah melakukan pertemuan sebanyak lebih dari 10 kali baik itu dalam acara resmi atau tidak resmi.
"Presiden Xi Jinping dan Presiden Jokowi sudah bertemu sebanyak mungkin lebih dari 10 kali," kata Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang dalam konferensi pers akhir Maret lalu.
Selain pertemuan, Lu Kang juga mengaku Jokowi dan Xi Jinping kerap melakukan panggilan telepon sebanyak enam kali sejak pandemi Covid-19 melanda pada awal 2020. Tahun ini, Jokowi disebut sudah dua kali berkomunikasi dengan Xi Jinping pada periode Januari-Maret 2022.
Sejak menjabat sebagai kepala negara pada 2014 lalu, Jokowi memang sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan Jinping. Jokowi bahkan sempat mengakui kedekatannya dengan Xi Jinping.
Hal tersebut dikemukakan Jokowi kala bertemu dengan Jinping pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC). Jokowi mengaku belajar banyak dari rahasia kesuksesan China dalam beberapa tahun terakhir.
"Jangan berpikir 5-10 tahun. Saya lihat pelabuhan di Tianjin, mereka berpikir tidak sehari, dua hari, mereka merancang sampai 100 tahun, rencananya apa, marketnya apa," kata Jokowi menirukan pembicaraannya dengan Jinping kala itu, November 2014.
Selain itu, Jinping juga mengatakan kepada Jokowi bahwa setiap presiden harus melanjutkan rencana jangka panjang. Jokowi juga belajar mengenai pembangunan infrastruktur dan konektivitas dari China.
"Duitnya dari mana? Jinping bilang terserah, tapi jadikan provinsi dengan provinsi dan pulau dengan pulau. Itu yang gerakkan ekonomi rakyat," kata Jokowi.
Satu tahun berselang, hubungan 'mesra' Jokowi dan Xi Jinping kembali terlihat.
Selama pelaksanaan KAA di Jakarta dan Bandung 7 tahun lalu, Jokowi hampir tak pernah jauh dari Xi Jinping. Misalnya, dari posisi tempat duduk, Jokowi terlihat tidak pernah menjauh dari orang nomor satu China itu.
Selain itu, Jinping juga terlihat berada di samping Jokowi saat historical walk pada perayaan KAA di Bandung. Jokowi pun sempat angkat bicara mengenai kedekatannya dengan Xi Jinping pada 2015 lalu.
"Ya dekat, kan duduknya berjejer. Gimana enggak deket? Xi Jinping di sini, Abe [PM Jepang] di sini, gimana enggak dekat?," kata Jokowi kala itu.
"Ada apa sih? Wong enggak ada apa-apa kok keduanya," lanjut Jokowi berseloroh.
Hubungan mesra Jokowi dan Xi Jinping dibuktikan dengan proyek kerja sama di bidang infrastruktur. Salah satunya, adalah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang sebelumnya dikabarkan akan digarap oleh Jepang, namun tiba-tiba diambil alih oleh China.
Sebagaimana diketahui, China merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia, dengan nilai total perdagangan mencapai US$ 110 miliar tahun 2021. Sementara untuk investasi, Beijing merupakan investor ketiga terbesar dengan total nilai investasi sekitar US$ 3,2 miliar tahun 2021.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dan Ibu Iriana dalam penerbangan menuju Beijing, yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
0 comments:
Post a Comment