KETUM PP PEMUDA MUHAMMADIYAH MENGINGINKAN GANJAR MENJADI PENERUS BERBAGAI PROGRAM DAN GAGASAN JOKOWI

TANGERANG SELATAN- Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla meyakini Capres Partai Perindo Ganjar Pranowo adalah sosok yang bisa melanjutkan pembangunan yang telah dimulai oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini juga sesuai hasil survei beberapa lembaga.

"Kita melihat di basis pemilih Muhammadiyah menangkap bahwa yang bisa meneruskan program-program Pak Jokowi adalah Pak Ganjar," ujar Dzulfikar dalam keterangan tertulis, Jumat (4/8/2023).

Sebagai salah satu organisasi pemuda Islam terbesar di Idnonesia dengan jaringan dari desa hingga nasional, Pemuda Muhammadiyah memiliki tujuan untuk memajukan umat Islam melalui pengembangan pendidikan, sosial, dan budaya. Sayap Muhammadiyah memiliki peran strategis dalam percaturan kepemudaan Indonesia.

Anggapan Dzulfikar sesuai dengan hasil survei Saiful Mujadi Research and Consulting (SMRC). Temuan survei yang digelar Juli 2023, menunjukkan sebanyak 40% publik percaya sosok Ganjar Pranowo mendapatkan dukungan dari Joko Widodo (Jokowi) dalam kontestasi Pilpres 2024.

"Ganjar dinilai sebagai capres yang didukung Presiden Joko Widodo pada Pemilihan Umum 2024 nanti," ujar Pendiri dan Peneliti SMRC, Saiful Mujani, beberapa waktu lalu.

Tak hanya SMRC, lembaga survei yang berbasis di Australia, Utting Research juga merilis hasil jajak pendapat terkait elektabilitas para tokoh menjelang Pilpres 2024. Hasilnya dalam survei tersebut, nama Ganjar Pranowo menjadi tokoh yang berada di peringkat pertama disusul Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Managing Director Utting Research, John Utting mengatakan ketiga bakal capres tersebut memiliki perolehan suara yang tidak berjauhan. Elektabilitas Ganjar Pranowo tercatat mencapai 34%, disusul Prabowo Subianto sebesar 33%, dan Anies Baswedan 27%.

Sisanya, sebanyak 3% responden menjawab rahasia dan atau belum memutuskan. Sementara 3% lainnya memilih untuk tidak menjawab.

Survei Utting Research dilakukan secara tatap muka pada 12-17 Juni 2023 dengan jumlah sampel responden sebesar 1.200 yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia. Survei tersebut dilakukan menggunakan metode multistage random sampling, dengan margin of error sebesar 2,8% pada tingkat kepercayaan mencapai 95%.