SEMARANG- Kunjungan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke kediaman Nyai Muhsinah Cholil, ibunda Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf awal Agustus 2023 lalu menjadi sorotan.
Sejumlah pihak menilai bahwa langkah Ganjar ini adalah manuver untuk mendapatkan suara dari jutaan warga NU dengan meminang Yaqut Cholil Qoumas sebagai Cawapres.
Lalu seperti apa sebenarnya peluang Yaqut Cholil Qoumas menjadi Cawapres Ganjar Pranowo?
Bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo sudah pernah berkomentar soal kemungkinan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut menjadi calon wakil presiden untuknya.
"Mudah-mudahan, mudah-mudahan ada yang mengusulkan (Gus Yaqut cawapres)," kata Ganjar saat ditemui awak media di Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (25/6/2023).
Ketika ditanya mengenai peluang mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa menjadi cawapresnya, Ganjar juga menyampaikan bahwa ia memiliki harapan yang sama. "Sama, sama, semuanya sama," ujar Ganjar.
Baik Gus Yaqut maupun Andika menghadiri acara Puncak Peringatan Bulan Bung Karno di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu (24/6/2023) kemarin.
Adik Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf itu mendapat kepercayaan untuk membacakan doa pada acara tersebut, sedangkan Andika belakangan menyatakan siap menjadi ketua tim pemenangan Ganjar.
Dua hari menjelang perhelatan acara, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menyebut sejumlah sosok "wajah lama" dan "wajah baru" calon wakil presiden Ganjar akan hadir.
"Bisa saja dari orang-orang yang kemudian yang nanti hadir merupakan bacawapres-bacawapres dari bacapres PDI Perjuangan yang belum pernah saya sebutkan, atau mungkin belum kelihatan," kata Puan dalam konferensi pers persiapan acara di SUGBK, Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Lebih lanjut, Ganjar meminta para relawannya bersabar menunggu sosok bakal cawapres yang akan mendampinginya.
Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan, sampai saat ini belum ada partai yang mengusulkan kandidat bakal cawapres kepada PDI-P.
"Sampai hari ini dari partai-partainya belum ada yang mengusulkan ya, kecuali beberapa yang kemarin, Bu, Bu Mega kita mau usul ini, silakan saja," kata dia.
PDI-P resmi mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres pada 21 April, atau pada peringatan Hari Kartini dan beberapa hari menjelang Idul Fitri.
Selang beberapa waktu kemudian, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merapat dan menyatakan dukungannya dengan Ganjar.
Beberapa waktu terakhir partai non parlemen seperti Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan Hati Nurani Rakyat (Hanura) merapat memberikan dukungan ke Ganjar.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut menegaskan tidak akan maju menjadi calon wakil presiden atau cawapres untuk mendampingi calon presiden dari PDI Perjuangan atau PDIP Ganjar Pranowo.
Demikian hal tersebut ditegaskan Gus Yaqut menanggapi dukungan yang diberikan oleh Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) untuk maju menjadi cawapres.
"Sampai detik ini, yang ada dalam benak saya adalah bagaimana mengemban amanah yang diberikan oleh Bapak Presiden Jokowi sebagai menteri agama dengan sebaik-baiknya,” kata Yaqut dalam keterangan resminya pada Kamis (28/4/2023).
“Sebagai pembantu beliau, saya hanya tegak lurus kepada Presiden Jokowi. Tidak pernah memikirkan cawapres atau target politik lainnya."
Sebagai bentuk komitmennya untuk membantu Presiden Jokowi hingga akhir masa jabatan, Gus Yaqut memutuskan untuk tidak mendaftar sebagai calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2024.
Ia mengakui tidak mudah untuk membuat keputusan ini.
Namun, karena dia berniat untuk mengabdi kepada negara dengan sepenuh hati, pilihan ini dianggapnya sebagai opsi terbaik.
"Saya hanya ingin fokus dan tidak terbagi-bagi. Sejak awal ketika diberi mandat ini oleh Presiden Jokowi pada Desember 2020, saya pribadi sudah berjanji akan totalitas mengemban tugas dari Presiden sebagai Menag sampai akhir," ujarnya.
Atas santernya dukungan dari berbagai pihak untuk menjadi cawapres, Gus Yaqut menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya.
Pemberian dukungan kepada tokoh tertentu, menurut dia, adalah hal wajar dan menunjukkan praktik demokrasi yang berjalan baik.
"Sekali lagi terima kasih dukungannya, seperti dari sahabat-sahabat GMPI. Saya meyakini Indonesia memiliki stok pemimpin muda berkualitas dan berpengalaman yang sangat melimpah, termasuk dari NU juga banyak,” ujar Gus Yaqut yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor.
“Mereka tidak akan pernah meminta jabatan tertentu. Akan tetapi, jika mendapat amanah, insyaallah siap untuk mengembannya.”
Gus Yaqut juga optimistis Pilpres 2024 akan berlangsung lebih demokratis. Hal ini, kata dia, karena masyarakat Indonesia sudah makin dewasa dalam melihat perbedaan pandangan dan pilihan dalam perpolitikan.
Tak lupa, ia juga berharap penggunaan identitas keagamaan untuk kepentingan politik praktis bisa dicegah. "Ada kepentingan bangsa ini yang lebih penting dan luas untuk terus diperjuangkan bersama, yakni terwujudnya persatuan nasional dan masyarakat yang makin sejahtera," ujar Yaqut.
"Maka, sayang sekali jika jalinan yang sudah kokoh ini tercederai oleh kepentingan politik jangka pendek."
0 comments:
Post a Comment