JAKARTA- Pemerintah sudah bulat akan melarang ekspor timah ke luar negeri, Hal ini untuk mengembangkan industri hilirisasi timah di dalam negeri.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, pelarangan ekspor timah mengarah pada timah batangan yakni Tin Ingot berkadar 99,99% atau Sn 99,99. Hal ini dikarenakan larangan ekspor bijih timah sudah dilakukan terlebih dahulu.
Irwandy menilai, mungkin pelarangan ekspor timah yang dimaksud oleh Presiden RI Jokowi adalah Tin Ingot. Hal ini dilakukan agar industri lebih ke hilir seperti tin solder, tin plate, dan tin chemical. Sehingga produk hilirisasi lebih terfokus dan berkembang.
"Masalahnya, kalau interpretasi yang akan dilarang itu adalah timah batangan, maka tentunya keinginan dari Bapak Presiden ingin supaya industri lebih ke hilir, yaitu misalnya ke tin solder, tin plate, tin chemical. Itu diinginkan lebih berkembang ke sana," jelasnya, Selasa (25/10/2022).
Namun demikian, Irwandy menambahkan produk timah di Indonesia baru terserap 5% untuk hilirisasi. Seperti tin solder yang sudah dihasilkan oleh PT Timah TBK (TINS) kemudian produk tin plate oleh PT Pelat Timah Nusantara TBK dan juga produk tin solder oleh PT Solder Indonesia.
Sebelumnya Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan, bahwa Indonesia merupakan penghasil timah terbesar ke-2 di dunia setelah China. Oleh karena itu, agar timah Indonesia memiliki nilai tambah, maka perlu dilakukan hilirisasi.
Dia mengatakan, Negeri Tirai Bambu tersebut sudah melakukan hilirisasi sebesar 50%-70%. Bila dibandingkan dengan Indonesia, hilirisasi yang dilakukan baru mencapai 5%. Akibatnya, Indonesia tak bisa berperan sebagai penentu harga timah dunia.
"Karena tadi bapak Presiden sudah menyampaikan bahwa hilirisasi itu adalah kata kunci untuk ketahanan ekonomi nasional. Kita di balik ketidakpastian ekonomi global," ucap Bahlil pada Selasa (11/10/2022).
Berdasarkan data Peluang Investasi Timah Indonesia 2020, cadangan timah Indonesia merupakan terbesar ke-2 di dunia, yakni 17% dari total cadangan timah dunia, setelah China yang menguasai 23% cadangan timah dunia.
Setelah Indonesia, ada Brazil yang menguasai 15% cadangan timah dunia, lalu Australia 9%, dan Bolivia 8% dari cadangan timah dunia. Tak hanya menguasai cadangan terbesar kedua di dunia, Indonesia juga merupakan produsen timah terbesar kedua yakni 22%, setelah China yang mencapai 47% dari produksi dunia
0 comments:
Post a Comment