TANGERANG, BANTEN- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berikan pendidikan gratis bagi siswa tidak mampu, dengan pendirian SMK Negeri (SMKN Jawa tengah, sekolah Kejuruan, Selasa (5/9) di Jawa Tengah Semarang.
Dengan menghadirkan pendidikan gratis bagi siswa tak berpunya, mendapat apresiasi Presiden Joko Widodo, dengan tidak memungut biaya untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu. Menurut Jokowi, selain bagus dan lengkap, sekolah ini juga memiliki jaringan ke dunia industri. Jokowi pun meminta agar program pembelajaran di SMKN Jawa Tengah ini dapat diterapkan secara nasional di seluruh Indonesia.
Bukan tanpa sebab Ganjar membangun sekolah berkualitas seperti SMKN Jawa Tengah ini. Baginya, melalui pendidikan gratis dan berkualitas, siswa dari keluarga kurang mampu bisa meraih masa depannya. Dari sinilah, angka kemiskinan bisa terus ditekan. Hal ini pun terbukti. Rata-rata 80 persen lulusan SMKN Jawa Tengah langsung bekerja sehingga mereka bisa membantu mengerek taraf hidup keluarganya.
“Hanya dengan pendidikan kita bisa maju, berkembang, dan berdaya saing. Hanya dengan pendidikan, kita mampu mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan menghadirkan kesejahteraan untuk seluruh rakyatnya,” tutur Ganjar.
SMKN Jawa Tengah yang diapresiasi Jokowi, berdiri pada 2014. Tepat setahun setelah Ganjar memimpin Jawa Tengah. Saat ini sekolah berasrama untuk siswa miskin tersebut, telah berhasil meluluskan tujuh angkatan dengan jumlah total 1.837 lulusan. Sekolah yang adaptif terhadap kebutuhan dunia kerja sangat dibutuhkan. Digembleng melalui pendidikan yang diterapkan di sekolah, Ganjar hakul yakin, para siswa bisa mengembangkan diri secara optimal.
Di antara siswa yang merasakan manfaat sekolah besutan Ganjar itu adalah Rafli Saputro. Semula ia merasa gamang untuk meneruskan sekolah. Sebagai anak seorang buruh pemotong filter rokok di Kudus, ia khawatir kondisi ekonomi keluarga tak mencukupi untuk membiayainya sekolah. Untung saja ia menemukan SMKN Jawa Tengah Kampus Pati, dan bersekolah di sana.
Kini, Rafli telah bekerja di perusahaan teknologi di Jepang. Merajut masa depannya di Negeri Sakura, Rafli bisa membelikan sebidang tanah, merenovasi rumah serta rutin mengirim uang untuk kebutuhan orangtuanya di kampung. SMKN Jawa Tengah sengaja dirancang sebagai sekolah kejuruan modern. Kompetensi yang diajarkan kepada siswa sangat adaptif terhadap kebutuhan industri.
Di SMKN Jawa Tengah Kampus Semarang, misalnya, terdapat lima kompetensi keahlian. Mulai dari Konstruksi Batu dan Beton, Teknik Mekatronika, Teknik Permesinan, Teknik Otomasi Industri serta Teknik Kendaraan Ringan. Sedangkan SMKN Jateng Kampus Pati terdapat dua kompetensi keahlian yang bisa dipilih para siswa, yakni Teknik Pengolahan Hasil Perikanan dan Teknik Perbaikan Body Otomotif. Sementara, di SMKN Jateng Kampus Purbalingga menyediakan dua kompetensi keahlian, yakni Teknik Permesinan dan Teknik Pengelasan.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, sejak 2014 lalu, sekolah berkonsep boarding itu telah meluluskan sebanyak 1.837 siswa. Mereka terdiri dari 825 orang lulusan SMKN Jawa Tengah Kampus Semarang, 336 orang lulusan SMKN Jawa Tengah Kampus Pati, dan 676 orang lulusan SMKN Jawa Tengah Kampus Purbalingga. Dari jumlah tersebut, ya itu tadi, 80 persen di antaranya terserap di dunia kerja maupun perguruan tinggi, baik di tingkat nasional maupun luar negeri.
Capaian ini pula yang mendorong Ganjar untuk terus memperbanyak keberadaan SMKN Jawa Tengah di berbagai kabupaten maupun kota. Setelah tiga SMKN Jawa Tengah di Semarang, Pati, dan Purbalingga, Ganjar pun merintis 15 SMK semi boarding di 15 kabupaten. Ke depan, ia berharap program ini bisa dikembangkan lagi oleh para gubernur Jawa Tengah berikutnya.
“Harapan kita semua, kelak tiap kabupaten/ kota di Jawa Tengah memiliki minimal satu SMK seperti ini.”
Tak hanya mrnghadirkan SMKN Jawa Tengah, Ganjar pun melansir kebijakan tidak memungut biaya SPP di tingkat SMA di Jawa Tengah. Dengan ikhtiar itu, alhasil Ganjar berhasil memudahkan masyarakat dalam memperoleh akses pendidikan. Berdasarkan data BPS Jawa Tengah, partisipasi anak sekolah di provinsi ini melonjak secara signifikan. Jika semula cuma 59,81 persen, angka itu meningkat menjadi 70,79 persen pada 2022.
Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia di era Ganjar juga terkerek dari 68,78 persen pada 2014, menjadi 72,79 persen pada 2022. Masa jabatan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berakhir pada 5 September 2023 dan akan diisi oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jateng yang telah ditunjuk, yakni Nana Sudjana. Serah terima dan pelantikan Pj Gubernur Jateng akan dilakukan pada 5 September 2023 di Jakarta.
Selama periode 10 tahun menjabat, Ganjar memang selalu memprioritaskan pendidikan sebagai jalan tengah mengentaskan kemiskinan. Pendidikan harus menjadi jembatan bagi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup.
0 comments:
Post a Comment