BATANG, JAWA TENGAH- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memuji kreativitas dari pelaku eknomi kreatif di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Salah satunya perajin kacamata kayu.
Ganjar bahkan memposting konten kreativitas para pelaku ekonomi kreatif yang membuat kaca mata kayu itu di akun sosial medianya. "Wah kacamatanya keren, ini kayu?" ujar ganjar pranowo.
Dalam video yang diunggah dalam akun instagram @ganjar_pranowo terlihat Gubernur Jateng ini tak puas hanya mencoba satu model kacamata, tetapi juga mencoba model lainnya. Sekertaris Komite Ekonomi Kreatif Batang Eka Panca menyampaikan bahwa produk yang dipakai gunernur jateng itu benar produk anggota KEK Batang. Produk itu bernama OWA, satu brand asli batang yang berfokus membuat Jam tangan, Frame Kacamata dan juga aksesoris lainnya yang berbahan dasar kayu.
Tentunya ini sebagai stimulus teman-teman pegiat ekomoni kreatif lainnya di Batang, agar bisa menciptakan produk yang bagus, mempunyai nilai jual dan bisa bersaing dengan produk branded lainnya, Pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, produk kerajinan kacamata kayu Batang telah menembus pasar Eropa dan Asia Tenggara seperti Perancis, Belgia, Malaysia, dan Singapura.
Salah satu perajin kacamata merek Cendana Dedy Irawan, mengatakan bahwa pemasaran kacamata berbahan kayu ini melalui sistem daring dan "reseller". "Kalau ekspor, biasanya ke Perancis, Belgia, Malaysia, dan Singapura. Adapun sebagian besar, kacamata ini dipakai oleh KBRI atau pemerintah," katanya.
Menurut dia, pembuatan kacamata berbahan limbah kayu ini dilakukan secara otodidak dengan melihat video tutorial.
Adapun kelebihan produk kacamata yang dibuatnya, kata dia, adalah 100 persen tidak memakai sambungan tetapi sepenuhnya berupa bahan kayu, kecuali kaca lensanya. "Dari segi presisi, kami juga menggunakan 'router' (perangkat keras pada jaringan komputer yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa jaringan) sehingga bentuk detailnya pas," katanya.
Ia mengatakan pembuatan kacamata ini menggunakan limbah kayu pilihan seperti sonokeling, jati, dan maple sebagai upaya menjamin kualitas produknya. "Kami memang memilih limbah kayu yang kualitasnya masih bagus sehingga nantinya tidak mudah berubah bentuknya dan warnanya," katanya.
Menurut dia, produk kacamata berbahan limbah kayu tersebut dijual mulai Rp250 ribu hingga Rp750 ribu dengan pangsa pasar sudah hampir merambah di seluruh Indonesia seperti Bali, Bandung, dan Yogyakarta.
"Dengan mempekerjakan 14 karyawannya, kami mampu memproduksi sekitar 40 kacamata per hari. Jika memang banyak pesanan, kami bisa memproduksi 40 unit kacamata per hari," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Batang Subiyanto, mengatakan bahwa pemkab terus mendorong pada pelaku usaha kecil mikro dan pelaku usaha kreatif memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produk usahanya.
"Kami mendorong UKM maupun pelaku usaha kreatif dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk memasarkan produknya melalui sistem daring. Pemanfaatan teknologi informasi ini sangat membantu UMKM memasarkan produknya di saat pandemi COVID-19," katanya.
Selain itu, pemkab juga siap memfasilitasi pengajuan permodalan usaha ke pihak perbankan agar usaha mereka terus berkembang. "Yang penting saat ini, UMKM harus bisa jalan bisa meningkatkan ekonomi mereka. Pemkab siap memfasilitasi pengajuan permodalan pada para pelaku UMKM," kata Subiyanto.
0 comments:
Post a Comment