Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan puasa pada bulan Ramadan dapat menjadi proses pembelajaran antikorupsi dari diri masing-masing. Sebab, berpuasa melatih orang tentang kesabaran, kejujuran, dan integritas.
"Ada yang bagus dari ceramah hari ini. Puasa itu tidak ada tandanya, semua melakukan dengan kesadaran penuh. Padahal kita minum dan makan tidak dilihat oleh siapapun bisa, tapi kenapa orang tidak mau melakukan itu, karena ada sebuah keyakinan dari diri kita dan Allah," kata Ganjar usai mengikuti salat Isya dan tarawih keliling di Gedung DPRD Jawa Tengah, Rabu (29/3/2023).
Menurut Ganjar, pelajaran yang dapat diambil dari orang berpuasa itu adalah tentang keyakinan. Tidak mengambil yang bukan haknya, atau hal yang memang tidak diperbolehkan untuk dilakukan.
"Maka pesan yang bagus tadi, satu tetes air ketika kita berwudhu pun kita meludah berkali-kali agar satu tetes itu tidak masuk. Artinya, kejujuran dan integritas dijaga. Maka, seandainya diterapkan dalam konteks antikorupsi, yang bukan miliknya tidak akan diambil," katanya.
Ganjar berharap, pada Ramadan ini semua orang dapat memberikan amalan-amalan terbaik. Termasuk perihal saling tolong-menolong, membantu masyarakat yang sedang dalam kesusahan.
"Wong yang halal saja tidak bisa kok ditelan pada saat bulan Ramadan dan menunggu azan. Maka mudah-mudahan makin ke sini kesabaran makin bagus, integritasnya makin terjaga, kejujurannya selalu dijaga," ujarnya.
Tarawih keliling yang diselenggarakan oleh Badan Amalan Islam (BAI) Provinsi Jawa Tengah di Gedung DPRD Jawa Tengah itu merupakan putaran kelima. Total ada 17 putaran tarawih keliling yang diselenggarakan di instansi dan lembaga tingkat provinsi.
Dalam tarawih di Gedung DPRD Jawa Tengah, bertindak selaku imam salat adalah Multazam Ahmad dan penceramah adalah Fachrur Rozi.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut para pimpinan DPRD Jawa Tengah, Forkompimda Jawa Tengah, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Tengah, dan rombongan dari Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang.
Dalam ceramahnya, selain menyinggung tentang kesabaran, kejujuran, dan integritas orang berpuasa, Fachrur Rozi, juga menyampaikan bahwa salat berjemaah juga mengajarkan bagaimana kesetaraan.
Sebab dalam shaf salat, baik yang berada pada barisan terdepan maupun yang belakang, memiliki kesamaan visi yaitu beribadah.
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Sukirman, mengatakan kegiatan salat tarawih keliling itu merupakan bentuk mendekatkan antara masyarakat dengan pemerintah dan wakil rakyat.
Itu sejalan dengan arahan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, agar dalam menyelesaikan masalah di masyarakat dilakukan bersama-sama.
Termasuk bagaimana upaya pemerintah dalam memaksimalkan Baznas untuk mengatasi masalah kemiskinan dan masalah lain di masyarakat.
"Di beberapa titik masih merasakan penderitaan kemiskinan. Mari dengan kepedulian bersama, kita temani pemerintah untuk mengatasi persoalan masyarakat Jawa Tengah. Proses ini harus kita dukung dan teladani bersama. Diperlukan tangan dingin dan tangan panjang untuk membantu agar persoalan masyarakat bisa diatasi bersama," katanya.
0 comments:
Post a Comment