KOTA SERANG, BANTEN- Pelaku pasar modal masih maju mundur dalam menentukan pilihannya pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Apakah harus mendukung Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, atau Prabowo Subianto?
Hasil survei CNBC Indonesia Research menunjukkan 44,19 persen responden belum menentukan jagoannya. Terlebih, belum ada ide dan gagasan resmi terbuka yang disampaikan para bakal calon presiden (Bacapres) tentang arah kebijakan ekonomi, khususnya di sektor pasar modal.
"Mayoritas yang belum menentukan umumnya memiliki dua alasan. Pertama, semua kandidat memiliki kompetensi yang relatif tidak jauh berbeda. Kedua, belum ada ide dan gagasan konkret dari para kandidat," kata Head of CNBC Indonesia Research sekaligus Direktur Eksekutif CNBC Indonesia Intelligence Unit (CIIU) Muhammad Ma'ruf dalam keterangan resmi, Selasa (11/7).
Chief executive officer (CEO) salah satu perusahaan manajer investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan masih mempertanyakan secara jelas visi dan misi ketiga bacapres itu. Selain itu, ia masih menanti sosok bacawapres yang akan maju.
Meski begitu, CNBC Indonesia Research mencatat sudah ada 63,79 persen responden yang ajek terhadap bacapres pilihannya. Rinciannya, 27,91 persen menaruh harapan pada Ganjar Pranowo, disusul Prabowo Subianto dengan 27,91 persen suara, dan hanya 2,33 persen untuk Anies Baswedan.
"Meski Ganjar sementara unggul, namun level popularitasnya di mata pelaku pasar modal Indonesia boleh dikata 'rata-rata air' dengan Prabowo. Ada banyak peluang saling salip mengingat ada banyak pelaku pasar yang belum menentukan pilihan," tulis riset tersebut.
Kunci Ganjar dan Prabowo unggul di hati pelaku pasar modal adalah interpretasi responden soal keduanya yang akan melanjutkan program dan kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan slogan perubahan yang diusung Anies ternyata mendapat sambutan kurang baik.
"Hanya sedikit pelaku pasar yang ingin perubahan. Ini tentu sejalan dengan keumuman sikap dan perilaku pengusaha dan pelaku pasar yang tidak suka dengan perubahan radikal. Umumnya, pebisnis dan pelaku pasar itu pro status quo," ungkap Ma'ruf.
Survei ini menyasar 43 responden yang merupakan pelaku pasar modal Indonesia. Level responden ada di tingkat manajerial dan direksi institusi keuangan pasar modal yang terdaftar resmi di OJK.
Survei dilakukan melalui percakapan telepon dan pesan pada 5 Juli-8 Juli 2023. Namun, sebanyak 22 responden bekerja pada satu institusi yang sama, sehingga secara riil rasio populasi terhadap populasi institusi pasar sebesar 11,17 persen.
Signifikansi dalam penelitian ini memiliki probabilitas kesalahan 5 persen dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95 persen. Margin of error survei ini sebesar 0,15 persen, menggambarkan jumlah kesalahan yang biasa terjadi pada pengambilan sampel institusi dalam survei.
0 comments:
Post a Comment