Comments system

Thursday, January 26, 2023

JOKOWI ANGKAT BICARA ATAS KASUS VIRAL BAYI YANG DIBERI MINUM KOPI SASET



JAKARTA- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti kabar mengenai seorang balita yang diberi minum kopi sachet (kemasan) oleh orang tuanya. Menurut Jokowi, kesalahan ini terjadi karena minimnya penyuluhan kepada para Ibu.

”Saya lihat kemarin yang ramai bayi baru 7 bulan diberi kopi susu saset, kopi susu saset oleh ibunya. Karena yang ada di bayangan di sini adalah susu, anaknya mau diberi susu. Hati-hati mengenai ini,” kata Jokowi saat memberi sambutan di Rakernas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana dan Penurunan Stunting, di auditorium kantor BKKBN Pusat, Jakarta Timur, Rabu 25 Januari 2023.

Jokowi meminta semua orang tua agar berhati-hati memberikan konsumsi bagi anak-anaknya yang masih balita. Menurutnya, penyuluhan bagi masyarakat luas dan para orang tua khususnya menjadi penting jika merujuk pada viralnya video tersebut.

”Makanya sekali lagi yang namanya penyuluhan penting. Karena kata ibunya bermanfaat kopi susu saset ini karena ada susunya. Hati-hati,” tegas Jokowi lagi.

Jokowi juga heran dalam kasus bayi yang dicekooki kopi itu mengapa polisi yang lebih dulu mendatangi sang Ibu. Padahal seharusnya itu dilakukan kader Posyandu, bukan aparat.

”Yang saya baca polisi menemui orang tua bayi. Tetapi seharusnya yang benar mestinya kader posyandu, kader BKKBN yang datang ke sana,” tuturnya.

”Karena kecepatan Kapolri mungkin, karena reaksi Kapolri cepat maka datang lebih cepat dari kader," imbuhnya.

Bukan hanya menyoroti pemberian kopi kepada bayi, Jokowi kemudian juga mengkritik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang masih memberikan bantuan berupa biskuit bagi anak-anak balita untuk mencegah tengkes atau stunting.

Menurut Jokowi, pemberian biskuit memang langkah mudah, tetapi sebetulnya tidak tepat sasaran.

"Jangan sampai keliru, karena yang lalu-lalu saya lihat di lapangan dari kementerian masih memberi biskuit pada anak, cari mudahnya saja," kata Jokowi.

Ia pun meminta Kemenkes tidak lagi menyalurkan biskuit untuk mencegah kasus stunting pada anak. Jokowi menyarankan anak-anak diberikan asupan makanan dengan kandungan gizi baik. Menurut Jokowi, protein hewani seperti telur dan ikan yang semestinya diberikan kepada anak.

"Kalau telur, ikan, kan gampang busuk. Gampang rusak. Ini cari mudahnya saja, jangan dilakukan lagi. Kalau anaknya bayinya harus diberikan telur ya telur, dengan ikan ya ikan," ucapnya.

Jokowi menegaskan kekeliruan pemberian biskuit ini tak boleh dilakukan lagi di masa mendatang. Apalagi, kata dia, Indonesia mematok target angka stunting di tahun 2024 turun hingga di bawah 14 persen. Baginya, target itu mudah diwujudkan dengan cara semua pihak bekerja sama.

"Jadi target kembali ke target 14 persen bukan sesuatu yg menurut saya, bukan target yang sulit. Hanya kita mau atau tak mau. Asal kita bisa konsolidasikan ini," kata dia.

Jokowi kemudian menceritakan ketika awal ia menjabat sebagai presiden pada 2014 silam angka stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak di Indonesia adalah 37 persen. Saat itu, Jokowi, mengaku kaget dengan angka stunting itu.

"Saya masuk di 2014 itu angkanya di angka 37 persen. Saya kaget," kata Jokowi.

Ia mengaku bersyukur angka stunting di Indonesia pada tahun 2022 lalu menurun menjadi 21,6 persen.

"Target yang saya sampaikan 14 persen di 2024 harus kita bisa capai. Saya yakin dengan kekuatan kita bersama, semua bergerak, itu bukan angka yang sulit, asal semua bekerja bersama," kata dia.

Selain masalah pemberian nutrisi, Jokowi juga meminta agar ingin alat-alat kesehatan untuk ultrasonografi (USG), alat pengukur tinggi badan hingga alat timbang tersedia di seluruh Puskesmas dan Posyandu seluruh Indonesia.

"Yang berkaitan dengan USG atau alat timbang atau alat pengukur tinggi atau panjang badan, itu harganya berapa sih? USG harga berapa sih?" kata Jokowi.

Jokowi mempertanyakan anggaran besar yang dimiliki Kementerian Kesehatan. Baginya, alat USG hingga alat timbang badan digital masih bisa dijangkau oleh anggaran Kemenkes agar tersedia di seluruh Puskesmas di Indonesia.

"Anggaran Menkes berapa sih? Kan gede banget. Tahun ini diberikan semuanya lah. Kalau sudah 5.000 tinggal 5.200 sudah rampung semuanya," kata Jokowi.

Tak hanya itu, Jokowi juga menyinggung ketersediaan alat timbang di Posyandu yang masih minim. Jokowi mengaku heran kawasan Indonesia yang besar masih tidak mampu membelikan alat timbang di Posyandu di seluruh daerah.

"Timbangan harganya berapa sih timbangan, harga timbangan digital, kan murah banget masa enggak bisa membelikan negara sebesar kita ini. Untuk mengukur panjang badan atau tinggi anak masa enggak bisa setiap Posyandu itu ada," kata dia.

Di sisi lain, Jokowi turut menyoroti Puskesmas yang belum merata di seluruh daerah Indonesia. Bahkan, ia mengatakan ada kecamatan yang belum memiliki Puskesmas.

"Jadi hanya memang problemnya Puskesmas tidak tersebar merata. Ada 1 kecamatan 7, ada 1 kecamatan 2 ada 1 kecamatan kurang dari 1. Ini pemerataan ini yang perlu dilihat," ujar dia.

Share:

0 comments:

Post a Comment

Header Ads

Weather (state,county)

BTemplates.com

Powered by Blogger.

Search This Blog

Blog Archive

Recent

Comments

Tags

Ads

Random Posts

Recent in Sports

Social

Facebook

Popular

Labels

Blog Archive