JAKARTA- Selama masa kepemimpinannya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo telah menorehkan sederet prestasi dalam banyak bidang. Salah satunya bidang pendidikan yang selalu mendapat perhatian khusus.
Sedikitnya sudah ada 10 terobosan yang dilakukan mulai dari sekolah asrama gratis khusus warga miskin, sekolah virtual, pendidikan vokasi, pendidikan antikorupsi hingga kebijakan untuk kesejahteraan guru honorer dan guru agama di Jawa Tengah.
Berbagai kebijakan itu dilakukan untuk mewujudkan pendidikan berkualitas dan terjangkau untuk seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Sebab pendidikan menjadi gerbang untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
1. Sekolah Asrama Gratis
Ganjar membangun SMK Negeri Jateng, sekolah asrama gratis yang khusus diperuntukkan bagi siswa miskin. Model sekolah ini rupanya hanya ada satu di Indonesia. Berdiri sejak Juni 2014, sekolah ini ada di tiga daerah yakni Kota Semarang, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Purbalingga. Setelah berhasil di tiga daerah itu, mulai tahun 2022, dijalankan sekolah serupa dengan sistem semi-boarding di 15 daerah.
Sekolah ini juga menyediakan fasilitas asrama, selain itu untuk kebutuhan sehari-hari siswa semua ditanggung penuh oleh pemerintah provinsi. Para siswa juga mendapatkan seragam maupun perlengkapan sekolah.
Pendidikan yang merata rupanya memang menjadi cara Ganjar mencabut akar kemiskinan di Jawa Tengah. Banyak lulusan dari SMK Negeri Jateng kini telah bekerja di perusahaan-perusahaan bonafide. Mereka kemudian bisa membantu mengirimkan uang bulanan untuk orang tua, menjamin fasilitas kesehatannya, hingga membangun rumah.
2. Bebaskan Biaya SPP
Sejak 2020, Ganjar membebaskan biaya SPP bagi seluruh siswa SMA/SMK/SLB Negeri di Jateng. Sekolah-sekolah itu digelontorkan anggaran Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) agar biaya pendidikan tidak lagi dibebankan pada siswa. Untuk tahun 2022 ini saja, Pemprov Jateng mengalokasikan anggaran BOP sebesar Rp769.714.070.000.
Tak hanya sekolah negeri, rupanya sekolah swasta juga tidak luput dari perhatian Ganjar. Mereka mendapat bantuan Bosda (Bantuan Operasional Sekolah Daerah). Untuk tahun ini anggaran Bosda sekolah swasta mencapai Rp159.431.400.000. Anggaran tersebut untuk 607.021 siswa dari 1917 sekolah.
3. Sekolah Virtual
Nah, program yang satu ini memang menjadi idaman bagi mereka yang putus sekolah dan ingin melanjutkan pendidikan lagi. Tidak peduli tua, muda, semua bisa ikut bergabung. Ya, sekolah virtual ini memang diinisiasi Ganjar untuk mewujudkan pendidikan yang merata agar mereka punya masa depan yang lebih baik.
Menariknya, sekolah ini menerapkan belajar mengajar yang fleksibel. Jadwalnya pun bisa disesuaikan supaya tidak mengganggu aktivitas utama para siswa yang kebanyakan sudah bekerja.
Para siswa adalah warga Jawa Tengah yang sebagian besar kini merantau di berbagai kota. Ada yang menjadi asisten rumah tangga di Jakarta, bekerja karyawan pabrik di Kalimantan, bahkan ada yang TKI di Malaysia. Namun di tengah kesibukan itu, mereka tetap bisa mengikuti sekolah virtual dengan senang hati.
Selain tanpa biaya alias gratis, para siswa juga mendapatkan ijazah SMA resmi, sama dengan sekolah formal lainnya. Bahkan, mereka mendapatkan fasilitas penunjang pendidikan seperti handphone, paket internet, dan beasiswa.
4. Sejahterakan Gaji Guru Honorer
Bicara soal pendidikan, tentu saja keberadaan pengajar tidak bisa dikesampingkan, terutama soal kesejahteraannya. Gubernur Ganjar menetapkan honorarium seluruh Guru Tidak Tetap (GTT) di satuan pendidikan SMA, SMK, dan SLB Negeri sesuai UMK daerah ditambah 10 persen. Kalau dulu mereka hanya menerima Rp200 ribu, kini ada yang bisa Rp2,3 juta perbulan atau bahkan lebih.
Sedangkan untuk Pegawai Tidak Tetap (PTT) di satuan pendidikan, mendapatkan hak sesuai UMK masing-masing.
Anggaran gaji GTT maupun PTT ini berasal dari APBD Pemprov Jateng. Tahun lalu anggarannya kurang lebih Rp527,4 miliar untuk mengcover gaji 5.739 guru SMA, 6.543 guru SMK, dan 584 orang pengajar di SLB. Selain itu juga untuk 8.580 pegawai tidak tetap se-Jateng.
5. Sejahterakan Guru Agama Non Formal
Aktivitas keagamaan juga tidak lepas dari perhatian Ganjar Pranowo. Selain sarana dan prasarana, kini pengajar agama juga diperhatikan dengan pemberian insentif pada para guru agama non formal. Insentif tersebut diberikan untuk pengajar agama Islam di Madrasah Diniyah, Pondok Pesantren dan TPQ, Sekolah Minggu (Kristen/Katolik), Pasraman (Hindu), dan Vijjalaya (Buddha).
Ada sebanyak 211.123 orang pengajar keagamaan di Jateng yang menerima insentif itu, dengan total anggaran yang dialokasikan mencapai Rp253,8 miliar.
6. Pendidikan Antikorupsi
Jawa Tengah menjadi provinsi pertama di Indonesia yang menerapkan kurikulum antikorupsi. Sejak 5 April 2019, pendidikan antikorupsi diatur melalui Pergub No 10 Tahun 2019 tentang Implementasi Pendidikan Anti Korupsi di Jawa Tengah.
Kurikulum ini pertama diterapkan di 23 SMA Negeri sederajat. Pada Agustus 2019 sudah diikuti 367 SMA sederajat negeri dan swasta. Pada September 2019 diikuti dari jenjang SD hingga SMA negeri dan swasta.
Selain itu, bupati/wali kota se-Jateng juga telah menandatangani kesepakatan penerapan pendidikan anti korupsi. Dalam pelaksanaannya, program ini didampingi oleh KPK.
7. Pemberdayaan Pemuda di Tingkat Desa
Program Pengembangan Kepedulian dan Kepeloporan Pemuda (PKKP) merupakan salah satu upaya Ganjar untuk mengurangi pengangguran dan menggerakkan kelompok kewirausahaan pemuda di pedesaan. Program ini dipelopori oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah.
Harapannya, pemuda desa yang didampingi dapat bangkit melakukan kegiatan inovatif dan produktif melalui kelompok usaha/kewirausahaan sehingga desa menjadi inspirasi pembaharuan dan perubahan secara Nasional.
8. Pendidikan Inklusif
Pemprov Jateng serius menjamin pendidikan yang setara dan merata bagi seluruh anak di Jateng. Hal ini dibuktikan melalui program inklusi di sekolah dengan menyediakan guru pendamping bagi siswa berkebutuhan khusus juga sarana dan prasarana yang ramah disabilitas.
Selain itu, selama pelaksanaan pendaftaran peserta didik baru (PPDB), terdapat jalur offline pendampingan khusus untuk rekan-rekan difabel.
9. Gubernur Mengajar
Gubernur Mengajar merupakan salah satu program Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dilakukan sejak awal menjabat 2013 silam. Program ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Ganjar pada dunia Pendidikan.
Ganjar datang menyambangi sekolah-sekolah di jateng dan berdialog langsung dengan para siswa baik tentang pengetahuan politik, antikorupsi, tanggap bencana, hingga antiradikalisme.
Tujuannya sederhana yaitu untuk memberikan motivasi kepada para siswa. Lebih tepatnya terobosan ini untuk membangun dan memotivasi para remaja berbakat di berbagai bidang di wilayah pemerintahannya.
10. Peningkatan Kualitas Pendidikan Vokasi
Jateng sudah menerapkan pendidikan vokasi sejak cukup lama. Pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam mempercepat implementasi link and match antara dunia pendidikan dengan dunia industri dan dunia kerja (IDUKA).
Ganjar pun telah memprakarsai kerja sama Pemprov Jateng dengan Kawasan Industri Kendal (KIK). Ia menawarkan sistem ijon kepada perusahaan atau pelaku industri di KIK dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sehingga, lulusan SMK di Jawa Tengah bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja perusahaan di KIK.
Ini juga dilakukan di hampir semua sekolah kejuruan negeri di bawah kewenangan pemerintah provinsi. Siswa benar-benar disiapkan untuk masuk dan sesuai dengan permintaan perusahaan.
Demikianlah ulasan soal prestasi ataupun inovasi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di bidang pendidikan. Keseriusannya untuk membenahi bidang pendidikan membuahkan hasil yang patut dibanggakan serta didukung dengan penuh keyakinan.
0 comments:
Post a Comment