SEMARANG, JAWA TENGAH- Ada kabar baik bagi para aparatur sipil negara (ASN) dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Khususnya untuk para ASN yang berprestasi dan berdedikasi pada bidang pekerjaan masing-masing.
Pasalnya, Ganjar Pranowo mengusulkan agar para ASN yang berprestasi bisa diberikan penghargaan dan bonus yang tinggi oleh pemerintah.
Tentang prestasi ASN ini disampaikan langsung oleh Ganjar kepada Menteri PANRB, Azwar Anas.
Ganjar memberi saran kepada Azwar Anas agar berpihak kepada para ASN yang kerjanya sangat profesional dan begitu kompeten.
Jangan sampai ASN yang berprestasi dan kompeten ini dilupakan dan tidak dihargai jasa kerjanya.
“Saya sampaikan pada ASN-ASN yang bagus mesti tetap kita kasih reward, kita promo, kita kasih kesempatan mereka bisa sampai jabatan tertinggi. Tapi mereka yang korupsi, narkoba, asusila, dan seterusnya, dipecat saja, dipermudah, jangan sulit-sulit. Sehingga nanti ASN-nya bisa sangat kompetitif,” ucap Ganjar.
Ganjar ingin pemerintah bisa memberikan bonus yang tinggi dan reward kepada ASN yang berprestasi dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya.
Sementara untuk ASN yang terbukti melanggar peraturan dan membuat malu instansi, bisa langsung dipecat dan jangan diperpanjang.
Ganjar ingin para ASN yang berprestasi bisa diberikan reward dan bisa menduduki posisi jabatan tinggi di setiap instansi.
Menurut Ganjar, dengan pemerintah memberikan reward dan bonus kepada ASN yang berprestasi, maka para ASN akan menjadi semangat dan berlomba untuk menjadi yang terbaik dalam bidang pekerjaannya.
Tentu hal ini akan berdampak pada pelayanan publik yang akan semakin cepat, transparan, dan profesional karena dilayani oleh para ASN berprestasi dan kompeten.
Ganjar juga menyampaikan saran lain kepada MenpanRB agar mengubah metode rekrutmen untuk PPPK.
Ganjar ingin seleksi PPPK tidak lagi menggunakan tes potensi akademik, tapi lebih menggunakan seleksi sesuai skill yang dibutuhkan formasi.
“Wabil khusus untuk menyelesaikan honorer ini, tolong yang punya pengalaman sudah puluhan tahun, belasan tahun, testingnya diubah. Tidak lagi menggunakan model testing potensi akademis, tapi betul-betul skill. Maka yang di kami, provinsi, sudah lakukan itu,” ucap Ganjar.
Ganjar juga menyoroti penghapusan tenaga honorer oleh pemerintah yang dinilai terlalu terburu-buru.
Menurut Ganjar, fakta di lapangan masih banyak Pemerintah Daerah yang kekurangan tenaga pegawai ASN khususnya Provinsi Jawa Tengah.
Hal ini membuat pemerintah daerah melakukan rekrutmen kepada tenaga honorer untuk mengisi kekosongan dan kekurangan yang dialami Pemprov.
"Di-review dulu saja pak," kata Ganjar terkait penghapusan tenaga honorer.
0 comments:
Post a Comment