JAKARTA- Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkap hasil survei terbarunya bahwa sebanyak 76,2 persen responden merasa puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Kinerja Jokowi dikatakan juga mengalami peningkatan dalam persepsi positif masyarakat dari 62,6 persen pada September 2022 menjadi sekarang 76,2 persen. LSI menyebut meningkatnya kepuasan kinerja Jokowi itu berdasarkan survei tingkat kepuasan responden terhadap situasi ekonomi nasional dan penegakan hukum.
“Kalau kita lihat tiga bulan terakhir, peningkatannya cukup signifikan," ujar Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan saat memaparkan hasil survei bertajuk "Kinerja Presiden, Pencabutan PPKM, Ketersediaan Bahan Pokok dan BBM, serta Peta Politik Terkini", sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Lembaga Survei Indonesia LSI_Lembaga, Minggu, 22 Januari 2023.
Djayadi menambahkan, sebanyak 76,2 persen responden yang menyatakan puas terhadap kinerja Presiden Jokowi terdiri atas 18,7 persen responden yang menyatakan sangat puas dan 57,5 persen menyatakan cukup puas. Survei dilakukan pada 7 sampai 11 Januari 2023.
Sementara itu, sebanyak 14,8 persen responden lainnya menyatakan kurang puas terhadap kinerja Presiden Jokowi, 5,7 persen tidak puas, dan 3,3 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Seperti dikutip dari laman LSI, kepuasan publik atas kinerja Jokowi sekitar 76.2 persen itu kemungkinan besar didorong oleh persepsi publik yang konsisten semakin positif terhadap kondisi ekonomi nasional dan penegakan hukum.
Dalam survei LSI pada 7 sampai 11 Januari 2023 tercatat, lebih banyak yang menilai keadaan ekonomi nasional pada umumnya sekarang buruk/sangat buruk sebesar 35.6 persen dibanding baik/sangat baik sebesar 27.1 persen.
Jika dibandingkan dengan survei pada 6 sampai 10 Oktober 2022 ditemukan, lebih banyak yang menilai keadaan ekonomi nasional pada umumnya yang menyatakan buruk/sangat buruk sebesar 46.6 persen, dibanding baik/sangat baik sebesar 18.0 persen.
Dari tren kondisi ekonomi nasional tersebut, LSI menyimpulkan bahwa persepsi positif publik terkait situasi ekonomi nasional secara konsisten meningkat dan persepsi negatif jauh berkurang.
Selain itu, ada pula kondisi penegakan hukum yang dipertimbangkan sebagai faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja Jokowi. Disebutkan LSI, pada survei 7 sampai 11 Januari 2023 didapatkan hasil, lebih banyak yang menilai keadaan penegakan hukum pada umumnya sekarang buruk/sangat buruk sebesar 32.6 persen dibanding baik/sangat baik sebesar 27.6 persen.
Dibandingkan dengan survei pada 6 sampai 10 Oktober 2022, lebih banyak yang menilai kondisi penegakan hukum yang menyatakan buruk/sangat buruk sebesar 42.9 persen, dibanding baik/sangat baik sebesar 23.4 persen.
Berkaca dari tren kondisi penegakan hukum tersebut, LSI menyimpulkan mayoritas publik tetap merasa puas meskipun persepsinya negatif terhadap kondisi penegakan hukum. Semakin positif persepsinya, maka kepuasan semakin tinggi. Sebaliknya, jika semakin negatif maka kepuasan semakin rendah.
Survei nasional LSI kali ini menargetkan populasi warga negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Mereka dipilih sebagai responden dengan metode pemilihan sampel random digit dialing (RDD), yakni teknik memilih sampel melalui pembangkitan nomor telepon secara acak.
Sebanyak 1.221 responden dipilih melalui pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Adapun toleransi atau batas kesalahan survei ini adalah sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
0 comments:
Post a Comment