Comments system

Thursday, January 26, 2023

JOKOWI MENYEBUT ANGKA PERTUMBUHAN PENDUDUK DI INDONESIA KEDEPAN MASIH AMAN



JAKARTA- Gairah pasangan untuk melakukan hubungan seksual di beberapa negara dilaporkan mengalami tren penurunan dari tahun ke tahun. Fenomena ini kerap disebut dengan istilah 'resesi seks'.

Istilah resesi seks secara spesifik mengacu pada turunnya mood pasangan melakukan hubungan seksual, menikah dan punya anak. Pandemi Covid-19 juga menjadi salah satu biang keladi yang mengganggu rencana pasangan untuk menikah dan menjadi orang tua.

Terkait fenomena tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Indonesia tidak mengalami resesi seks. Hal ini disampaikannya dalam Rapat Kerja Nasional Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana dan Penurunan Stunting di Auditorium BKKBN, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Rabu (25/1/2023).

"Pertumbuhan (penduduk) kita di angka 2,1%, dan yang nikah 2 juta, yang hamil 4,8 juta, artinya di Indonesia tidak ada resesi seks," ujar Jokowi, mengutip data yang disampaikan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.

"Masih tumbuh 2,1 %, ini bagus," lanjutnya.

Menurut Jokowi, jumlah penduduk sekarang menjadi sebuah kekuatan ekonomi bagi sebuah negara. "Tetapi yang paling penting memang kualitas," tuturnya.

Lalu bagaimana dengan tetangga RI dan negara-negara lainnya?

Para tetangga RI sudah mulai mengalami resesi seks, salah satunya adalah Singapura. Berdasarkan data yang dirilis pada 2021, hanya ada 19.430 pernikahan yang terjadi antarwarga Singapura pada 2020.

Jumlah ini menurun 12,3% dari 22.165 pernikahan pada tahun sebelumnya. Ini merupakan angka terendah sejak tahun 1986, yakni 19.348 pernikahan.

Selain itu, kurang bersemangatnya para wanita melakukan hubungan seks menjadi penyebab fenomena ini.

Dalam sebuah riset yang dilakukan Rumah Sakit Wanita dan Anak KK (KKH) Singapura akhir 2021 lalu, disimpulkan bahwa 60% wanita Singapura yang disurvei mengalami 'resesi seks' karena memiliki fungsi seksual yang rendah.

Perkawinan yang langka dilakukan warga Singapura membuat negara itu mengalami tingkat kelahiran rendah.

Pada 2021, misalnya, angka kelahiran di negara tersebut hanya mencapai 1,12 bayi per wanita. Adapun, jumlah ini sangat rendah jika dibandingkan dengan rata-rata global yang berkisar di angka 2,3.

Selain Singapura, negara-negara Asia lainnya, seperti China, Korea Selatan (Korsel) hingga Jepang juga mengalami fenomena serupa.

Di China fenomena ini cukup ekstrem terjadi, sehingga pemerintah turun tangan hingga mengubah aturan baru terkait kelahiran anak.

Sejak Mei 2021 pemerintah memperbolehkan pasangan memiliki tiga anak. Ini merupakan kebijakan besar di negara dengan kepadatan penduduk nomor satu di dunia itu. Selama ini China mengontrol ketat jumlah penduduknya dengan hanya mengizinkan satu keluarga memiliki dua anak.

Di Jepang, indikasi adanya resesi seks juga menjadi keresahan Perdana Menteri (PM) Fumio Kishida.

"Jepang berada di ambang ketidakmampuan untuk mempertahankan fungsi sosial karena penurunan angka kelahiran," katanya dalam pidato di hadapan legislatif, dikutip dari CNN International.

Jepang merupakan negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia. Kementerian Kesehatan memperkirakan akan ada kurang dari 800.000 kelahiran di 2022, pertama kalinya sejak pencatatan dimulai pada tahun 1899.

Para ahli menunjuk ke beberapa faktor di balik angka kelahiran yang rendah. Biaya hidup yang tinggi di negara ini menjadi salah satu penyebab.

Belum lagi ruang yang terbatas, dan kurangnya dukungan pengasuhan anak di kota-kota. Itu menimbulkan kesulitan bagi orang tua untuk membesarkan anak, yang berarti makin sedikit pasangan yang ingin memiliki anak.

Sikap terhadap pernikahan dan memulai keluarga juga telah berubah dalam beberapa tahun terakhir. Makin banyak pasangan yang menunda keduanya selama pandemi.

Beberapa menunjuk pada pesimisme anak muda di Jepang terhadap masa depan. Ada frustrasi dengan tekanan pekerjaan dan stagnasi ekonomi.

Share:

0 comments:

Post a Comment

Header Ads

Weather (state,county)

BTemplates.com

Powered by Blogger.

Search This Blog

Blog Archive

Recent

Comments

Tags

Ads

Random Posts

Recent in Sports

Social

Facebook

Popular

Labels

Blog Archive