PONTIANAK- Kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Kota Pontianak dalam rangka menghadiri acara Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR). Digelar di Rumah Radakngk, Jalan Sutan Syahrir, Pontianak, Kalimantan Barat, pada Selasa 29 November 2022.
“Persiapan kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Kalimanatan Barat Pontianak sudah mencapai 90%,” kata Sekda Provinsi Kalbar dr. Harisson, M.Kes. selaku pimpinan rapat.
Selama di Kalimantan Barat, rencananya orang nomor satu di Indonesia tersebut akan melakukan kunjungan ke Rumah Adat Radakng di Pontianak yang akan disambut dengan Tarian Bangkule Rajakng dan menerima laporan dari Pangalangok Jirah (Panglima Merah Dayak) yang dilanjutkan dengan pernyataan sikap/ikrar TBBR (Tariu Borneo Bangkulele Rajakng) dan diakhiri dengan sambutan Presiden RI.
Untuk menyambut kunjungan kerja Presiden ke Kalimantan Barat, dijelaskan Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar dr. Harisson, M.Kes., “Pemerintah Provinsi Kalbar membentuk panitia, begitu pula dari istana Kepresidenan, akan ada panitia yang dibentuk guna mengatur jalannya semua kegiatan Presiden selama berada di Kalimantan Barat,” jelas Harisson.
Pangdam XII/Tpr Mayjen TNI Sulaiman Agusto yang diwakili Kasdam XII/Tpr Brigjen TNI Djauhari, S.E., M.M., menyampaikan “Kita siap melaksanakan pengamanan agar Presiden RI merasa aman dan nyaman, apabila memang nanti saat di lapangan jumlah peserta terlalu banyak maka akan kami stop, guna mencegah terjadinya desakan-desakan sehingga dapat menyebabkan timbulnya korban,” ucap Kasdam XII Brigjen TNI Djauhari.
“Tentukan siapa yang akan menjemput dan siapa yang mengantar, kemudian sampai jam berapa peserta diperbolehkan masuk, jangan sampai Presiden RI menunggu tamu”, tegas Kasdam XII/Tpr Brigjen TNI Djauhari, S.E., M.M.
“Selain itu, semua Intelijen dimaksimalkan untuk tidak ada demo saat pelaksanaan kunjungan Presiden RI di Pontianak dan tidak ada foto/baner yang terpasang saat pelaksanaan kunjungan dan seluruh jajaran TNI/ Polri harus siap mengamankan jalannya acara,” pungkasnya.
Kegiatan pengamanan rencana kunjungan Presiden RI ini sesuai dengan arahan Kepala Staf Angkatan Laut yaitu “Jalin soliditas dengan segenap komponen pertahanan dan keamanan negara menuju sinergitas dalam kesemestaan”.
Hadir pada kegiatan tersebut, Kasdam XII/Tpr Brigjen TNI Djauhari, S.E., M.M., Wakapolda Kalimantan Barat, Danlantamal XII Pontianak, Sekda Provinsi Kalbar, Kadisops Lanud Supadio, Asintel Kajati, Wakil Kabinda, Wakil Walikota Pontianak, Koordinator Acara (TBBR), Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Asisten Administrasi dan Umum, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Barat, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalbar, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kalimantan Barat, Kepala Biro Umum Setda Provinsi Kalbar, GM PT. Angkasa Pura II, GM PT. PLN Wilayah Kalimantan Barat.
Menjelang kehadiran Presiden Jokowi, Kodam XII Tanjungpura menyiapkan 2.466 personel Gabungan yang terdiri dari TNI dan Polri dengan rincian 1.420 personel Kodam XII, 80 personel dari TNI AL, 287 Personel TNI AU, dan 679 personel dari Polda Kalbar.
Bertempat di Makodam XII Tanjungpura, Kodam XII menggelar apel gelar pasukan menjelang kedatangan orang nomor satu di Indonesia.
''Besok 29 November 2022 kita akan menerima kunjungan kerja Presiden, beliau akan berada sekira 3 jam disini, kita akan mempersiapkan sebaik mungkin seperti yang sudah- sudah," ujar Pangdam XII Tanjungpura Mayjen TNI Sulaiman Agusto.
Nantinya 2.466 personel gabungan tersebut akan disebar kesejumlah titik diantaranya Rumah Radakng serta jalur yang akan dilalui Presiden.
Lantas masyarakat banyak yang belum mengetahui apa itu Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR).
Pimpinan tertinggi Panglima Merah TBBR, Panglima Jilah menyebut bahwa TBBR adalah organisasi Masyarakat Dayak Kalimantan yang bertujuan untuk mengajak agar orang Dayak tidak kehilangan jati dirinya sebagai manusia beradat dan berbudaya.
Panglima Merah TBBR saat ini memiliki lebih dari 360 ribu anggota di seluruh Kalimantan, termasuk masyarakat dayak di Serawak, Brunei Darussalam, dan Jakarta.
Ia mengatakan bahwa TBBR mendukung pembangunan di Kalimantan, namun menurutnya Presiden juga harus tetap memperhatikan masyarakat adat dan hutan-hutan adat yang ada di Kalimantan ini.
"Kita mendukung pembangunan di Kalimantan cuman beliau juga harus memerhatikan masyarakat adat dan hutan-hutan adat," ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa dalam diskusinya Presiden Jokowi memberikan tanggapan terkait hal tersebut, akan menjadi perhatian khusus oleh presiden.
"Beliau menanggapi, ini akan menjadi atensi khusus oleh beliau," ucapnya.
Ia juga menjelaskan kedepan TBBR akan melakukan pertemuan lagi dengan Presiden Jokowi untuk membahas permasalahan ini lebih lanjut.
"Kita akan mengadakan pertemuan lagi dengan beliau di rumah Radang, seminar nasional beliau pembicaranya yang bukanya, bulan 11 nanti," tutupnya.