SOLO, JAWA TENGAH- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membuka Musyawarah Nasional (Munas) Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) ke XIX, di Kota Solo, Jawa Tengah. Adapun pembukaan tersebut dihadiri sebanyak 350 peserta dari 23 provinsi di Indonesia, di Hotel Novotel Solo, Jawa Tengah.
Ganjar Pranowo mewanti-wanti untuk peserta dalam Munas Matakin tidak melakukan hal serupa seperti pada Munas Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) beberapa waktu lalu, yang berlangsung adanya kericuhan hingga adu jotos.
"(Banyak agenda di Solo) terus kemudian Muktamar selesai, ada pertunjukan menarik (Munas HIPMI) ya dominasi pemuda, dinamis. Itu bukan cerita kekerasan tapi dinamis jadi Munas Matakin pasti tidak begitu," kata Ganjar Pranowo, di depan ratusan peserta di Munas Matakin Solo, Jumat (29/11/202).
"Semoga dengan dibukanya Munas Matakin, kegiatan ini akan bermanfaat dan sangat produktif," lanjut Ganjar.
Munas Matakin ini, dibuka dengan prosesi tabuh tambur, thung, dan simbal oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Ketua Matakin Solo, Henry Susanto, Ketua Umum Matakin Budi S Tanu Wibowo dan semua jajaran Matakin Indonesia.
Ganjar juga berharap Matakin bisa berkontribusi kepada bangsa dan negara dalam kondisi dan situasi apapun.
"Semangat dari Matakin untuk berkontribusi menurut saya perlu disambut dengan baik dan tentu saja banyak kegiatan yang bisa dilakukan keagamaan di keluarga Konghucu sudah pasti tapi yang sosial," jelas Ganjar. Kader PDI-P ini meng
aku sangat takjub dengan umat Khonghucu bisa mengadakan kegiatan sekolah, kesehatan dan kegiatan peduli bencana, selama ini.
"Mereka ikut berpartisipasi menurut saya bagus dan kami menyampaikan terima kasih. Mudah-mudahan Munasnya hari ini bisa lancar dan bisa merespon persoalan-persoalan kekinian dan di antara kekuatan komunitas dari Matakin aman bisa berkontribusi nyata kebangsaan, negara, dan kemanusiaan," pungkasnya.
Ketua Makin Solo sekaligus Ketua Panitia Munas Matakin, Henry Susanto, mengatakan Munas Matakin akan berlangsung Jumat-Minggu (25-27/11/2022).
Dalam Munas ini, lanjut dia akan membahas berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat terutama pada pendidikan. Baca juga: Munas Hipmi di Solo Ricuh, Proses Hukum Berlanjut, Polisi Periksa 3 Saksi.
"Banyak masalah yang dihadapi di setiap tahunnya seperti registrasi, pendidikan dan tentunya sumbangsih apa yang bisa kita berikan kepada masyarakat Indonesia, keberadaan kita bisa ada gunanya, harapan kami kedepan umat Khonghucu bisa berkiprah di masyarakat,” ujarnya. Terkait, pemilihan ketua umum baru yang nantinya akan bertugas empat tahun menggantikan Budi S. Tanu Wibowo dan ketua harian Matakin Indonesia.
“Ada catatan khusus dari Pak Ganjar tadi, bahwa apa yang akan dihadapi Matakin ke depan berat, tentunya umat Khonghucu harus siap menghadapi tiap tantangan. Apa yang disampaikan Pak Ganjar, kebersamaan yang menjadi fokus kita pertahankan, harus kita perkuat lagi sehingga tidak ada perbedaan,” tandasnya.
Tahukah kita tentang lika-liku perjalanan agama khonghucu di Indonesia ?
Sedikit diceritakan oleh Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar. Kala itu Gus Dur ( KH Abdurrachman Wahid) mengesahkan agama Khonghucu sebagai agama nasional.
Menurut Kiai Marzuki, hal itu merupakan permintaan warga muslim China. “Gus Dur mengesahkan agama Khonghucu, ternyata karena diminta tolong oleh warga muslim di China,” kata Kiai Marzuki Mustamar dalam video singkat yang diunggah akun TikTok @jAmgand1hujat, dikutip Selasa (03/08/2022).
“Tolonglah kami dibantu melobi ke Presiden China supaya kami muslim China bisa bebas berhaji maupun umroh,” sambung Kiai Marzuki mengkisahkan.
Sebagaimana informasi, negara China dikenal sebagai negara komunis. Hal itu berdampak pada kebebasan muslim China. Mereka dilarang pergi haji dan umroh. “Gus Dur merasa kasihan dengan keadaan muslim China. Gus Dur berpikir keras bagaimana caranya muslim China di sana, bisa haji, bisa umroh,” jelasnya.
Akhirnya Gus Dur menemukan cara, yaitu dengan cara mengesahkan agama Khonghucu sebagai agama nasional di Indonesia. Akhirnya etnis Tionghoa di Indonesia gembira, karena agama Khonghucu diakui sebagai agama nasional.
“Nah, ketika etnis Tionghoa di Indonesia merasa puas, akhirnya tokoh-tokoh China, bos-bos China Indonesia bersedia mengantar Gus Dur ke China,” ujar Kiai Marzuki Mustamar.
Langkah diplomasi itu dilakukan Gus Dur untuk melobi Presiden China supaya muslim di Cina diberikan kebebasan. Termasuk menjalankan rukun Islam yang kelima yaitu berziarah ke tanah suci. “Hai, presiden (China), golonganmu yang di Indonesia sudah diberi kebebasan, tolong timbal baliknya. Timbal baliknya golonganku orang muslim di Cina juga diberi kebebasan supaya bisa berhaji dan umroh,” ungkapnya.
Sejarah mencatat, pada tahun 2000 menjadi saksi bahwa warga muslim China untuk pertama kalinya bisa pergi haji. “Kebetulan saya haji tahun 2000 juga. Bertemu ribuan orang-orang China. Mereka senang sekali bisa naik haji,” pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment