JAKARTA- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan proyek pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran - Tiung Biru (JTB) yang berada di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur berhasil melakukan pengaliran gas perdana atau Gas On Stream (GoS) pada Selasa (20/9/2022).
Penyaluran gas perdana tersebut menandai babak baru proyek JTB yang dikelola PT Pertamina EP Cepu (PEPC) selaku anak usaha dari PT Pertamina Hulu Energi, Subholding Upstream Pertamina, menuju fase produksi.
Adapun GoS merupakan tahap pengaliran gas dari Gas Processing Facility (GPF) menuju metering area untuk disalurkan ke pipa distribusi yang selanjutnya diterima oleh para pembeli gas tersebut.
Sebelumnya, pada Agustus lalu Pertamina EP Cepu bersama mitra pelaksana telah berhasil melakukan Gas-in atau mengalirkan gas dari sumur ke GPF sebagai bagian tahap penting bagi proyek ini.
Proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas JTB merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor energi di bawah PT Pertamina Persero yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Perpres Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
JTB diproyeksikan menjadi salah satu calon penghasil gas terbesar di Indonesia dengan produksi gasnya yang mencapai 192 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Dari jumlah tersebut, 100 MMSCFD telah dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan gas pembangkit listrik PT PLN (Persero).
Direktur Utama Pertamina EP Cepu Awang Lazuardi mengatakan, proses Gas On Stream ini telah melalui tahapan krusial penuh tantangan, sebagai hasil kerja keras dari seluruh pihak yang terlibat di proyek gas JTB. Oleh sebab itu, semua pihak harus mendapatkan apresiasi besar atas dedikasi juga inovasi dalam penyelesaian proyek.
"Alhamdulillah, berbagai tantangan dapat kita lalui bersama dan akhirnya gas JTB sudah dapat dialirkan ke metering untuk didistribusikan kepada para buyers. Dengan demikian, gas JTB telah secara resmi memberikan kontribusi nyata terhadap pemenuhan energi nasional," ungkap Awang, seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (22/9/2022).
Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyebut kehadiran proyek gas JTB tidak hanya memberikan kontribusi pada peningkatan produksi migas nasional, namun menciptakan pula efek berganda (multiplier effect).
Dwi menilai, proyek gas JTB telah turut menggerakkan industri penunjang nasional maupun pengusaha lokal serta perekonomian masyarakat di sekitar proyek, sehingga keberadaan proyek JTB sangat dirasakan bagi upaya peningkatan kapasitas nasional dukungan berkembangnya ekonomi di sekitar proyek.
"Aspek positif lain dari keberhasilan proyek ini adalah terpenuhinya kebutuhan energi kawasan dan ketersediaan bahan baku industri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," ujar Dwi.
Ia pun menyampaikan bahwa proyek gas JTB akan memberikan ketersediaan gas di Pulau Jawa yang besar dan dapat mendorong peningkatan perekonomian baik secara regional maupun nasional. Terutama seiring dengan pembangunan pipa gas Semarang - Cirebon yang akan membuat jalur distribusi gas akan terintegrasi.
Dengan demikian, pasokan gas dari JTB nantinya tidak hanya dimanfaatkan oleh sektor industri di Jawa Timur dan Jawa Tengah melalui jalur transportasi gas pipa Gresik-Semarang yang sudah siap, namun berperan pula bagi pemenuhan kebutuhan gas hingga Jawa Barat.
"Seiring dengan momentum pemulihan perekonomian nasional, maka keberhasilan Gas on Stream Proyek JTB akan meningkatkan pasokan gas sehingga berdampak pada dukungan bagi peningkatan kapasitas industri nasional sehingga memberikan dampak positif bagi pemulihan ekonomi," jelasnya.
Dwi menegaskan keberhasilan proyek gas JTB akan menjadi milestone penting untuk mendukung upaya mewujudkan target peningkatan produksi migas nasional di tahun 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD).
0 comments:
Post a Comment