JAKARTA- Presiden RI Joko Widodo mengaku mendapatkan aduan dari petani mengenai anjloknya harga kopra. Dia mengakui memang sulit mengatasi persoalan anjloknya harga kopra di pasaran. Pasalnya, harga komoditas ini bergantung pada kondisi pasar global.
Hal ini disampaikannya saat menyambangi Pasar Rakyat Jailolo, Halmahera Barat, hari ini. Dalam kunjungannya itu, ia mendapat keluhan dari para petani kopra.
"Tadi petani menyampaikan kepada saya, harganya kopra turun," ujar Jokowi, kepada media, dikutip melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (28/09/2022).
Namun sayangnya, kondisi ini sulit untuk diintervensi oleh pemerintah. Jokowi menjelaskan, kopra merupakan komoditas yang harganya sangat dipengaruhi oleh kondisi internasional, seperti halnya crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit.
"Kopra ini yang harganya banyak ditentukan oleh Internasional. Naik turunnya sebuah komoditas itu sulit diintervensi oleh pemerintah. Sama dengan CPO, kelapa sawit. Sama seperti dulu waktu sawit jatoh. Karena itu komoditas internasional," terang Jokowi.
Sementara itu, kondisi ekonomi global sendiri tengah mengalami pergolakan. Oleh karena itu, itulah sebabnya, Jokowi pun tidak yakin apakah harga kopra akan meningkat dalam waktu dekat.
"Nah ini pas kopranya turun belum tentu nanti akan naik lagi. Karena memang situasi dunia tidak pasti," katanya.
Di sisi lain, menurutnya, naik turunnya harga komoditas di pasar global merupakan hal yang lumrah. Meski harga kopra turun, saat ini ada batu bara hingga CPO yang tengah mengalami kenaikan.
"Ya komoditas itu ada yang naik, ada yang turun. Sekarang yang banyak naik itu batu bara, CPO, nikel," ungkapnya.
0 comments:
Post a Comment