Comments system

Thursday, August 25, 2022

Program Sorgum Dari Jokowi Berpeluang Besar Untuk Indonesia Sebagai Alternatif Kelangkaan Gandum Dunia


 JAKARTA- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong substitusi impor agar tidak menggerus devisa negara. Apalagi, jika produk yang diimpor rentan dengan gejolak di pasar global.

Salah satu produk yang didorong segera memenuhi substitusi adalah gandum. Di mana, menurut Jokowi, Indonesia mengimpor sekitar 11 juta ton gandum. Sementara, gandum saat ini tengah terkena efek domino perang Rusia-Ukraina hingga memicu lonjakan harga dan keterbatasan pasokan. 

Untuk itu, Jokowi mendorong penanaman sorgum, tanaman penghasil biji-bijian yang dapat diolah menjadi tepung seperti gandum. 

Saat ini, menurut Indexmundi, produsen utama sorgum dunia adalah Amerika Serikat, Niggeria, Sudan, Meksiko, Etiopia, India, Argentina, China, Brasilm dan Burkina Faso. Sedikitnya stok membuat industri di dalam negeri belum leluasa untuk mengandalkan sorgum sebagai bahan baku.

sebelumnya, Jokowi kembali memerintahkan Kabinetnya untuk meningkatkan produksi dan hilirisasi sorgum.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, luas tanam sorgum di Indonesia hingga Juni 2022 tercatat 4.355 ha, tersebar di 6 provinsi dengan produksi mencapai 15.243 ton. Dimana produktivitasnya diklaim mencapai 3,36 ton per ha.

Jumlah ini masih kalah jauh dari negara lain seperti Amerika Serikat yang mencetak 9,67 juta ton, Nigeria 7 juta ton dan Sudan 5 juta ton.

"Bapak Presiden minta dibuatkan roadmap (peta jalan) sampai tahun 2024. Kami melaporkan bahwa target musim tanam di 2022 adalah 15 ribu ha dan ada pengembangan 100 ribu ha. Bapak presiden minta diprioritaskan untuk Nusa Tenggara Barat (NTB) di kabupaten Waingapu. Di situ di tahun 2023 disiapkan lagan 115 ribu ha dan tahun 2024 itu 154 ribu ha," kata Airlangga usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Kamis (4/8/2022).

Lahan-lahan tersebut, katanya, akan dipersiapkan oleh Kementerian Pertanian juga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Sorgum saat ini harganya Rp3.500. Dengan produksi 4 ton per ha. Biaya produksinya adalah 8,4 juta. Kalau jadi biji kering itu Rpp9,2 juta per ha harganya Rp15.000. Itu memberikan keuntungan Rp28 juta sekali panen. Kita ketahui sorgum masih relatif terbatas. Karena itu arahan bapak Presiden, pilot project ini harus diintegrasikan juga dengan peternakan sapi," tutur Airlangga.

Belum lagi, tambahnya, batang sorgum bisa dimanfaatkan selain untuk peternakan, juga etanol.

"Terkait penugasan lain dari BRIN diharapkan bisa terus mengembangkan varietas sorgum dan Kementerian PUPR untuk mempersiapkan kebutuhan air dalam bentuk irigasi atau embung, di wilayah klaster pertama yang dicoba di NTB. Klaster pertama tersebut diharapkan dalam 100 hari ini bisa menghasilkan bisa dievaluasi. Karena tanaman ini adalah tanaman yang sifatnya 3 bulanan. Dan memang kita akan memperluas wilayah di Waingapu," jelas Airlangga.

Di sisi lain, Airlangga menambahkan, untuk mendukung proyek pilot penanaman sorgum, telah tersedia 8 industri skala kecil dan menengah yang siap menjadi off taker.

Seperti diketahui, bukan sekali ini saja Jokowi menyinggung soal sorgum. Tanaman yang pada dasarnya sejenis gandum ini menghasilkan biji-bijian yang bisa dimakan, bahkan jadi pengganti nasi yang berasal dari beras padi.

Sebelumnya, di hadapan pengusaha KADIN, Jokowi kembali mengajak pengusaha berinvestasi di Sorgum. Banyak lahan yang bisa dijadikan untuk berbisnis ini, apalagi menurutnya bisnis pangan menjadi yang menguntungkan saat ini.

"Dalam kondisi sesulit apa pun pasti ada peluang. Dan yang bisa memakai peluang itu adalah entrepreneur, wirausahawan, bapak ibu sekalian, nggak ada yang lain. Peluangnya apa? Ada krisis pangan berarti peluangnya ada di pangan. Jualan pangan itu paling cepat sekali," kata Jokowi saat perayaan HUT Kemerdekaan RI bersama KADIN.

Share:

0 comments:

Post a Comment

Header Ads

Weather (state,county)

BTemplates.com

Powered by Blogger.

Search This Blog

Blog Archive

Recent

Comments

Tags

Ads

Random Posts

Recent in Sports

Social

Facebook

Popular

Labels

Blog Archive